Sistem Informasi Geografis
“Banjir”
(Nur Safira Firdaus / 1525010023)
Hampir seluruh negara di dunia
mengalami masalah banjir, tidak terkecuali di negara-negara yang telah maju
sekalipun. Masalah tersebut mulai muncul sejak manusia bermukim dan melakukan
berbagai kegiatan di kawasan yang berupa dataran banjir (flood plain) suatu
sungai. Kondisi lahan di kawasan ini pada umumnya subur serta menyimpan
berbagai potensi dan kemudahan sehingga mempunyai daya tarik yang tinggi untuk
dibudidayakan. Oleh karena itu, kota-kota besar serta pusat-pusat perdagangan
dan kegiatan-kegiatan penting lainnya seperti kawasan industri, pariwisata,
prasarana perhubungan dan sebagainya sebagian besar tumbuh dan berkembang di
kawasan ini. Sebagai contoh, di Jepang sebanyak 49% jumlah penduduk dan 75%
properti terletak di dataran banjir yang luasnya 10% luas daratan; sedangkan
sisanya 51% jumlah penduduk dan hanya 25% properti yang berada di luar dataran
banjir yang luasnya 90% luas daratan. Hampir seluruh kota-kota besar di
Indonesia juga berada di dataran banjir.
Pola pemanfaatan lahan dan intervensi
manusia dalam pengelolaan sumber daya alam yang tidak memperhatikan lingkungan
dan ekosistem dapat mengakibatkan permasalahan-permasalaan lingkungan salah
satunya adalah banjir. Oleh karena itu penyebab utama banjir adalah pemanfaatan
ruang yang tidak sesuai dengan daya dukungnya. Banjir merupakan salah satu
bencana alam yang sering terjadi di Indonesia, khususnya di Ibu Kota DKI
Jakarta.
Guna meminimalisikan hal
tersebut perlu dilakukan mitigasi diantaranya pemanfaatan ruang, pengaturan
tata air dengan mempertimbangkan siklus hidrologi, juga melalui pemodelan tata
lingkungan dengan sistem informasi geografis (SIG). SIG merupakan sistem yang
mengumpulkan, menyimpan, mendukung akses informasi spasial dan non spasial untuk
mencapai solusi permasalahan dan pentuan keputusan atau kebijakan. Analisis SIG
dapat berupa analisis fenomena permukaan lahan atau keruangan untuk
mengidentifikasi daerah-daerah rawan banjir, yang khususnya di Jakarta. Oleh
karena itu, tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisa potensi banjir yang selanjutnya dapat ditentukan solusi alternatif
dalam upaya mitigasinya.
SIG
berfungsi sebagai Disaster Management. Artinya, aplikasi GIS dapat
digunakan untuk melakukan pengelolaan rehabilitasi pasca bencana. Misalnya,
saat bencana banjir menerjang Jakarta , Badan Rehabilitasi–Rekonstruksi Jakarta
menggunakan GIS untuk memetakan kondisi terkini dan menentukan prioritas
pembangunan di lokasi yang paling parah kerusakannya.
Manfaat
berikutnya adalah untuk Penataan Ruang &Pembangunan sarana-prasarana.
Manfaat teknologi GIS yang ketiga ini dapat berbentuk banyak hal. Mulai dari
untuk analisis dampak lingkungan banjir , daerah serapan air, kondisi tata
ruang kota, dan masih banyak lagi. Kemampuan SIG untuk pengawasan daerah
bencana alam, misalnya:
a. Memantau luas wilayah bencana alam
b. Pencegahan terjadinya bencana alam
pada masa datang
c. Menyusun rencana-rencana pembangunan
kembali daerah bencana
d. Penentuan tingkat bahaya erosi
e. Prediksi ketinggian banjir
f.
Prediksi
tingkat kekeringan
Penggunaan
SIG untuk Analisis Banjir
1. Penelitian dan Analisis
Untuk mengetahui daerah
rawan banjir, Sig dapat membantu menentukan wilayahnya. Misalkan untuk wilayah
Jakarta, sangat berpotensi banjir karena banyaknya daerah resapan air yang di
salah fungsikan, tata ruang kota yang menyalahi aturan, penurunan tanah yang
slalu terjadi tiap tahun, prilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan
dan kurangnya daerah resapan air.
2. Peta Bencana Berbasis SIG
Sistem Informasi Geografi
adalah suatu sistem yang diaplikasikan untuk memperoleh, menyimpan, menganalisa
dan mengelola data yang terkait dengan atribut, secara spasial. Pada kondisi
yang lebih umum, SIG adalah cara yang memudahkan pengguna untuk membuat query
interaktif, menganalisa informasi spasial dan mengedit data. Ilmu informasi
geografis adalah ilmu yang mengkombinasikan antara penerapan dengan sistem.
Sistem Informasi Geografis
(SIG) adalah suatu alat yang dapat mendukung penetapan keputusan dalam semua
fase siklus bencana. Dengan kata lain adalah suatu kata yang menjelaskan
tentang semua jenis item dari data yang hendaknya mempunyai tingkat keakuratan
yang tinggi terhadap suatu lokasi atau dapat diukur dalam hal koordinat
geografis. Pada awalnya focus dari SIG adalah terutama pada respon bencana.
Dengan perubahan paradigma aturan manajemen bencana telah berkembang secara
cepat. Proses harus berjalan menjadi suatu kejadian yang mengalir dari
penyiapan hingga mitigasi, perencanaan hingga prediksi dan kedaruratan hingga
perbaikan. Tiap-tiap aktivitas diarahkan menghasilkan keberhasilan penanganan
bencana. Aturan yang dikembangkan termasuk cara yang diambil dalam
mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dan sejumlah keahlian tergambarkan dari
berbagai area yang berbeda. SIG dapat bertindak sebagai antar muka antara semua
ini dan dapat mendukung semua fase siklus manajemen bencana.
SIG dapat diterapkan untuk
melindungi kehidupan, kepemilikan dan infrastuktur yang kritis terhadap bencana
yang ditimbulkan oleh alam; melakukan analisis kerentanan, kajian multi bencana
alam, rencana evakuasi dan`perencanaan tempat pengungsian, mengerjakan skenario
penanganan bencana yang tepat sasaran, pemodelan dan simulasi, melakukan kajian
kerusakan akibat bencana dan kajian keutuhan komunitas korban bencana. Karena
SIG adalah teknologi yang tepat guna yang secara kuat merubah cara pandang
seseorang secara nyata dalam melakukan analisis keruangan. SIG menyediakan
dukungan bagi pemegang keputusan tentang analsis spasial/keruangan dan dalam
rangka untuk mengefektifkan biaya. SIG tersedia bagi berbagi bidang organisasi
dan dapat menjadi suatu alat yang berdaya guna untuk pemetaan dan analisis.
Penggunaan SIG dalam rentang manajemen resiko bencana
dari pembuatan Basis data, inventori, overlay SIG yang paling sederhana hingga
tingkat lanjut, analisis resiko , analisis untung rugi, proses geologi,
statistik spasial, matriks keputusan, analisis sensitivitas, proses geologi,
korelasi, auto korelasi dan banyak peralatan dan algoritma untuk pembuatan
keputusan spasial yang komplek lainnya. Sekali lagi dapat dikenali bahwa area
dimana resiko dengan potensi bahayanya, proses mitigasi dapat dimulai. SIG
dapat digunakan dalam penentuan wilayah yang menjadi prioritas utama untuk
penanggulangan bencana berikut penerapan standar bangunan yang sesuai, untuk
mengidentifikasi struktur untuk retrofitting, untuk menentukan besarnya jaminan
keselamatan terhadap masyarakat dan bangunan sipil, untuk mengidentifikasi
sumber bencana, pelatihan dan kemampuan yang dimiliki secara spesifik terhadap
bahaya yang dijumpai dan untuk mengidentifikasi area yang terkena banjir serta
relokasi korban ke tempat yang aman. Daerah yang paling rentan terhadap bencana
menjadi prioritas utama dalam melakukan tindakan mitigasi. Semua
langkah-langkah yang diambil bertujuan untuk menghindari bencana ketika
diterapkan, langkah yang berikutnya adalah untuk bersiap-siap menghadapi
situasi jika bencana menyerang. Akibatnya bagaimana jika atau pemodelan kapabilitas
SIG telah memberi suatu gagasan yang ideal tentang segala sesuatu yang
diharapkan. SIG untuk kesiapsiagaan bencana adalah efektif sebagai sarana untuk
menentukan lokasi sebagai tempat perlindungan di luar zone bencana,
mengidentifikasi rute pengungsian alternatif yang mendasarkan pada skenario
bencana yang berbeda, rute terbaik ke rumah sakit di luar zona bencana itu,
spesialisasi dan kapasitas rumah sakit dan lain lain. SIG dapat memberikan
suatu perkiraan jumlah makanan, air, (obat/ kedokteran) dan lain lain misalnya
untuk penyimpanan barang atau logistik.
Kesimpulan
SIG berfungsi sebagai Disaster
Management. Artinya, aplikasi GIS dapat digunakan untuk melakukan pengelolaan
rehabilitasi pasca bencana. Misalnya, saat bencana banjir menerjang Jakarta ,
Badan Rehabilitasi–Rekonstruksi Jakarta menggunakan GIS untuk memetakan kondisi
terkini dan menentukan prioritas pembangunan di lokasi yang paling parah
kerusakannya.
Manfaat berikutnya adalah untuk
Penataan Ruang &Pembangunan sarana-prasarana. Manfaat teknologi GIS yang
ketiga ini dapat berbentuk banyak hal. Mulai dari untuk analisis dampak
lingkungan banjir , daerah serapan air, kondisi tata ruang kota, dan masih
banyak lagi. Kemampuan SIG untuk pengawasan daerah bencana alam, misalnya:
- Memantau luas wilayah bencana alam
- Pencegahan terjadinya bencana alam pada masa datang
- Menyusun rencana-rencana pembangunan kembali daerah bencana
- Penentuan tingkat bahaya erosi
- Prediksi ketinggian banjir
- Prediksi tingkat kekeringan
Daftar
Pustaka
Geoenviron. 2013. Manfaat SIG Di Berbagai Bidang. https://geoenviron.wordpress.com/2013/07/18/manfaat-sigsistem-informasi-geografis-di-berbagai-bidang/.
Diakses Pada 17 Mei 2017
Nelo. 2009. Faktor Penyebab Terjadinya Banjir. http://nelo-neloli.blogspot.co.id/2009/12/faktor-penyebab-terjadinya-banjir.html.
Diakses Pada 17 Mei 2017